Bab 1
Manusia dan Kebudayaan
Indikator yang diambil adalah : Mendefinisikan Kebudayaan
1.1
Teori Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
1. Edward B.
Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs
dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan
yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya
merupakan warisan sosial.
3.
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4. Dr. K.
Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan
yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku,
baik secara individu maupun kelompok.
5. William
H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang
jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
6. Ki Hajar
Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi
manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman
dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis
Merill
·
Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
·
Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai
anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded
et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang
terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui
simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang
digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu
masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di
dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell
(Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian
perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang
dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar
dialihkan secara genetikal.
10. Robert H
Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu
yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat,
norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari
kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat
melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog
R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil
usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam
penghidupan.
Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang
jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut,
Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi
Cateora, yaitu :
§ Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
§ Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
§ Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
§ Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
§ Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
§ Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
1.2
Artikel Tentang Kebudayaan
Tema yang diambil adalah Budaya Sopan Santun
“Sopan Santun”
Sebuah Budaya yang Terlupakan
Ketika seorang bertanya, apa yg menurut saya “Paling Indonesia“, saya pun berpikir sejenak. Lalu, saya jawab dengan “Sopan santun“. Mungkin anda heran mengapa saya menjawab demikian. Saya merasa bahwa sopan santun lah yang memberi arti terhadap kehidupan bangsa ini. sopan santunlah yang memberi ciri khas bangsa ini, yang membedakannya dengan bangsa lain. Mari kita sedikit luangkan waktu untuk sekedar membaca tulisan ini.
Sopan santun,
atau juga dikenal sebagai tata krama, merupakan salah satu ciri khas dari
masyarakat Indonesia. Sejak dahulu, bangsa Indonesia dikenal dengan
keramahannya, kesopanannya, serta adat istiadat yg dijunjung tinggi. Namun,
apabila kita berkaca pada kehidupan bangsa saat ini, sungguh ironis sekali
dimana banyak sekali pergeseran yang dilakukan oleh anak- anak, remaja, bahkan
orang tua mengenai budaya sopan santun ini. Di majalah, televisi, internet, tak
jarang orang berani melakukan perilaku yang sebenarnya dianggap tidak sopan,
namun sudah dianggap biasa dengan alasan “Ini zaman modern”. Lalu haruskan
budaya sopan santun ini harus dilupakan karena ada kata baru yang kita
sebut dengan “Modern” ?
Saat saya
masih kecil, saya diajarkan untuk memanggil dengan sebutan Mas, Mbak, Pak, atau Bu, untuk orang yang lebih tua dari saya. Namun,
sekarang ini, ketika saya berjalan dan bertemu dengan anak-anak, mereka telah
memiliki panggilan baru yaitu “Loe-gue“, Bahkan tak jarang mereka pun juga memanggil
orang tua mereka dengan panggilan yang sama (loe-gue). Sekali lagi, ini
salah satu imbas dari adanya dunia modern. Lalu, Dimanakah saya bisa menemukan
orang-orang yang masih menghargai orang lain, peduli akan adanya kesopanan
serta berperilaku santun seperti yang diajarkan orang tua kita? Apakah nantinya
orang-orang tersebut akan punah dalam 10 atau 20 tahun mendatang?
Melakukan
pembicaraan melalui telepon, juga memiliki sopan santun yang harus dipahami.
Misalnya, kapan waktu yang tepat untuk menelepon? Siapa saja yang kita telepon?
Berapa lama kita boleh menelepon seseorang? Masihkah kita mendengar ucapan
seperti Assalamu ‘alaikum, selamat pagi, selamat siang, dll saat kita menelepon
seseorang? Sederhana tentunya, namun sepertinya, kalimat-kalimat tersebut sudah
jarang kita dengar saat menelepon atau ditelepon teman, saudara, atau bahkan
keluarga kita.
Di sisi lain,
media informasi berkembang seiring kemajuan zaman. Namun, itu juga berimbas
pada perilaku sebagian orang, yang merubah gaya hidupnya mengikuti bangsa lain,
dan mulai meninggalkan budaya yang dimiliki bangsa ini. Sebut saja pornografi,
seks bebas, fashion, musik, dan sebagainya yang mulai diikuti oleh sebagian
orang, dengan dalih agar dirinya eksis dalam kehidupan serta enggan dibilang
ketinggalan zaman, merekapun perlahan-lahan mulai meninggalkan budaya bangsa
ini. Ketika orang menggunakan pakaian yang terbuka telah dianggap biasa, hamil
diluar nikah dianggap biasa, foto, bahkan video yang dapat merusak moral bangsa
ini telah dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Bukankah itu semua telah
melanggar norma kesopanan yang ada pada bangsa ini?
Perilaku yang
telah menjadi hal yang dianggap biasa, seharusnya dapat dikaji ulang, apakah
semua itu memang harus dibiasakan atau harus ditinggalkan? Tidak semua imbas
dari modern itu baik untuk kita. Oleh karena itu, bijaklah dalam berperilaku
dalam kehidupan ini.
Dalam tulisan
saya yang singkat ini, saya tidak bermaksud untuk menentang adanya modernisasi,
namun saya hanya ingin melampiaskan kekecewaan saya atas berkurangnya
nilai-nilai kesopanan yang dimiliki bangsa ini. Marilah kita mulai membuka
mata, dan melihat kembali di sekeliling kita, apakah sopan santun itu masih
ada, atau hanya akan menjadi budaya yang terlupakan oleh bangsa ini.
Bagi pembaca
yang masih dikategorikan sebagai anak-anak, dan remaja, sudahkah kita
membiasakan sopan santun dalam kehidupan anda? Lalu untuk para orang tua,
apakah kita sudah mengajarkan sopan santun itu pada anak-anak kita?
renungkanlah sejenak, karena meskipun kesopanan itu merupakan bagian kecil dari
kehidupan, kesopanan inilah yang akan membuat hidup kita jadi lebih baik.
Marilah kita mulai untuk menghidupkan kembali budaya sopan santun yang baik.
Menanamkan itu pada anak cucu kita, sehingga ciri khas dari bangsa ini tidak
akan hilang ditelan waktu. “Sopan santun sebuahbudaya yang terlupakan” hanyalah
sebagai pengingat untuk kita agar tidak melupakan perilaku sopan dan santun
dalam kehidupan ini.
1.3
Pendapat
Saya sangat setuju dengan artikel diatas. Kenapa tidak? Karena
hal tersebut sering saya jumpai di lingkungan sekitar saya.
Akan tetapi kita juga tak boleh egois, menganggap
pendapat diri kita paling benar. Ukuran untuk menilai pendapat orang tersebut
sopan atau tidak sopan, benar atau salah itu relatif. Tidak semua hal yang kita anggap sopan dimata orang lain
pun demikian. Yang perlu kita ingat bahwa setiap orang dilahirkan dengan sifat,
watak dan karateristik yang berbeda. Apalagi ditambah dengan faktor lingkungan
yang memberi pengaruh yang sangat besar
terhadap pembentukan watak diri seseorang. Orang yang
dilahirkan dalam satu budaya, agama dan kultur yang sama pun wataknya
seringkali tidak sama. Apalagi yang berbeda dalam segala hal?
Ukuran dan pendapat antara sopan dan tidak sopan dahulunya
adalah pendapat dari para nenek moyang kita yang diajarkan ke anak cucunya dan
sampai pada diajarkan kepada kita. Pendapat mereka yang kita jadikan tolak ukur
pada masa sekarang. Meskipun pada era sekarang tolak ukur tersebut perlahan
lahan bergeser dengan alasan modernisasi
atau apapun. Jika kita mulai menggeser tolak ukur tersebut tidak menutup
kemungkinan bahwa anak cucu kita akan mengikuti jejak kita dan berbuat
demikian. Lalu budaya sopan santun yang
bagaimanakah yang berlaku pada masa itu? Kita mungkin tidak akan tahu, bahkan
tidak berani membayangkan. Mereka melakukan
demikian mungkin dengan alasan yang sama seperti kita, yaitu modernisasi.
Apa kita akan menyalahkan mereka? Apa pantas kita
menyalahkan orang lain yang melakukan hal yang dicontoh dari kita?
Hal itu mungkin dapat dihindari jika kita sebagai
penerus bangsa mulai berbenah diri. Sebenarnya
kita tidak perlu terlalu mengatur yang berlebihan ataupun monoton kepada orang lain untuk berbenah diri. Kita bisa mulai dari
diri kita sendiri. Mulailah dengan bersiap sopan pada lingkungan keluarga,
kemudian lebih luas seperti sekolah, kantor ataupun tempat yang lain.
Misalnya jika kita berperilaku sopan terhadap satu
orang, maka orang tersebut pun biasanya akan memperlakukan kita dengan sopan
pula. Sangat jarang orang berperilaku sebaliknya. Mereka akan bertanya kepada
dirinya sendiri “kenapa saya tidak bertindak sopan terhadap orang yang bersikap
sopan dengan saya?”. Fikiran tersebut
yang akan menjembatani perilaku sopan santun diantara masyarakat. Kenapa? Karena
dengan terbiasa bersikap sopan dengan kita, tidak menutup kemungkinan bahwa dia
juga akan bersikap sopan dengan orang lain. Dan orang lain tersebut juga akan
melakukan hal yang sama dan seterusnya. Menurut saya itu adalah metode yang paling efektif
pada masa kini.
Akan tetapi jika kita melakukannya kita dapat bersikap
sombong dan merasa paling benar. Tentu itu akan merusak segalanya. Apagunanya kita
bersikap sopan tetapi berwatak sombong. Yang merupakan kebalikan dari penerapan
budaya sopan santun tersebut.
Hal tersebut sangat berbeda jika pembenahan tersebut
dilakukan dengan cara monoton. Dengan
menyuruh orang lain bersikap sopan. Orang-orang malah beranggapan kita sok tahu
ataupun menggurui. Cara tersebut sangat tidak efektif. Belum tentu semua orang
mau menerima saran dan pendapat kita. Apalagi saran atau pendapat tersebut
merujuk pada perubahan pola perilaku, watak dan karateristik dan lain-lain. Mereka
biasanya malah akan menjauhi kita.
Mereka menganggap sopan santun yang diajarkan secara
turun temurun merupakan sesuatu yang kuno
dan tidak realistis. Apa mereka tidak sadar apa yang dia lakukan pada dirinya
sendiri? Dengan meniru gaya dan perilaku orang yang mereka anggap keren misalnya artis luar negeri yang
secara kultur berbeda sekali dengan kita. Apalagi budaya sopan santunnya? Mereka
melakukan hal itu karena terlalu
menyukai dan ingin menjadi seperti artis tersebut. Padahal tanpa sadar hal itu
dapat merusak watak yang telah di didik oleh orang tuanya sesuai dengan tolak
ukur nenek moyang kita. Hal tersebut sungguh sangat memperhatikan. Mereka tidak
bisa membedakan mana yang patut untuk dicontoh dan yang tidak.
Biasanya budaya
sopan santun disetiap daerah berbeda. Tapi pada umumnya memiliki kesamaan. Yaitu
untuk bersikap sopan kepada yang lebih
tua, menghargai orang lain dan memberi contoh pada yang lebih muda. Jika hal
tersebut kita jadikan acuan ataupun
pegangan dalam bersikap, berperilaku,
berkata dan lain lain. Tidak mustahil budaya sopan santun di Indonesia masih
bisa dibanggakan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Jika budaya sopan santun di negara kita sudah baik. Orang
luar negeri yang ada di Indonesia juga mungkin akan meniru budaya kita itu di
negaranya dan ditularkan kepada masyarakat disana. Kalau begitu, bukan hanya
budaya negara kita saja yang tidak punah melainkan budaya kita sebagai acuan
negara lain dalam berinteraksi. Bukan hanya mengharumkan nama Indonesia saja,
melainkan kita juga dapat membudayakan budaya sopan santun dinegara lain.
Hal tersebut tentu sangat mustahil apabila kita tidak melakukannya dari diri kita sendiri dan
tak malu-malu untuk menerapkannya. Kenapa
harus malu? Harusnya kita bangga, karena itu merupakan ciri khas dari
negara ini yang kaya akan budaya. Kita harus dengan bangga melakukannya. Selama
kita menikmati melakukan hal tersebut, kita tidak akan merasa terbebani dengan
anggapan orang lain. Apabila kita
melakukannya dengan senang hati melakukannya. Dengan begitu hal-hal yang kita
inginkan diatas bukan hanya isapan jempol
belaka. Ataupun mimpi yang tak akan terwujud. Kita harus percaya bahwa jika
kita menanam kebaikan maka akan menuai kebaikan pula.
Daftar
pustaka:
http://afand.abatasa.com/post/detail/6923/definisi-kebudayaan-menurut-para-ahli
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
1 komentar:
bagaimana caranya?
Posting Komentar