IBD
BAB 8 MANUSIA DAN KEGELISAHAN
INDIKATOR : SEBAB SEBAB ORANG GELISAH
OLEH : KHAIRUNNISA
VIII.a.
Landasan Teori
A. PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti
tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak
sabar,cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang
tidak teteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam
tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah
laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku
atau gerak gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mondar-mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh
ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang
kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan merupakan salah satu ekspresi
dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan
kecemasan, kekhawatiran ataupn ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan
berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan,
bahwa seseorang mengalami frustasi kerena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmun Fred ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada
tiga macam kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neoritik dan kecemasan
moril.
B. SEBAB SEBAB ORANG LAIN
GELISAH
Apabila
kita kaji, seba-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari
luar maupun dari dalam.
VII.b ARTIKEL
Sabtu, 16 Juni 2012 20:59 wib
0 0Email0
(Siwa ikuti ujian SLC di Nepal
(ekantipur.com))
Sindonews.com - Akibat gagal ujian akhir sekolah tingkat
menengah atau School Leaving Certificate (SLC), enam siswa di Nepal nekad
mengakhiri hidupnya dengan aksi bunuh diri.
Seperti diberitakan dalam Xinhua, Sabtu (16/6/2012) tiga orang gadis berusia (15), (16) dan (18 tahun) di Kathmandu berusaha mengakhir hidup dengan menenggak racun, seorang diantara mereka berhasil selamat karena pihak keluarga segera melarikan korban kerumah sakit.
Sementara itu, tiga orang gadis di Ibu Kota tewas akibat gantung diri hingga mati. Ujian akhir (SLC) sering disebut sebagai gerbang besi karena tingginya persentase ketidaklulusan siswa.
Tahun ini saja hanya 47,16 persen siswa yang lulus dari ujian SLC, tahun lalu jumlah siswa yang tewas jauh lebih sedikit 8,34 persen dari tahun lalu.
SLC adalah salah satu ujian penting dalam sistem ujian Nepal, ujian ini harus diikuti oleh setiap siswa yang akan menyelesaikan kelas tingkat 10, hingga akhirnya mereka diizinkan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Seperti diberitakan dalam Xinhua, Sabtu (16/6/2012) tiga orang gadis berusia (15), (16) dan (18 tahun) di Kathmandu berusaha mengakhir hidup dengan menenggak racun, seorang diantara mereka berhasil selamat karena pihak keluarga segera melarikan korban kerumah sakit.
Sementara itu, tiga orang gadis di Ibu Kota tewas akibat gantung diri hingga mati. Ujian akhir (SLC) sering disebut sebagai gerbang besi karena tingginya persentase ketidaklulusan siswa.
Tahun ini saja hanya 47,16 persen siswa yang lulus dari ujian SLC, tahun lalu jumlah siswa yang tewas jauh lebih sedikit 8,34 persen dari tahun lalu.
SLC adalah salah satu ujian penting dalam sistem ujian Nepal, ujian ini harus diikuti oleh setiap siswa yang akan menyelesaikan kelas tingkat 10, hingga akhirnya mereka diizinkan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
VII.c
Analisa
Pada
artikel diatas siswa-siswa diatas mengalami kecemasan atau kegelisahan yang
sangat menghawatirkan . Kegelisahan yang mereka alami merupakan kecemasan
kenyataaan (obyektif) . Kecemasan akan kenyataan bahwa mereka tidak lulus dalam
ujian SLC. Kecemasan obyektif ini bisa terjadi karena beberapa sebab. Mungkin
mereka khawatir dengan respon lingkungan sekitar karena mereka tidak lulus.
Yang kita ketahui bahwa di negara kita pun
jika seseorang tidak lulus dalam ujian mereka akan mendapatkan respon
yang kurang mengenakan dari lingkungan sekitar. Begitu juga yang terjadi pada
siswa-siswa di Nepal tersebut. Dan
akibat dari respon yang kurang mengenakan tersebut adalah rasa malu dan rendah
diri. Rasa malu yang mereka alami akibat
ujian memang sangat menghawatirkan. Mereka
akan merasa terasingkan dari lingkungan.
Akibat
yang lebih buruk lagi adalah rendah diri yang mereka alami. Mereka merasa,
mereka telah gagal dalam menempuh ujian dan sudah pasti tidak akan berhasil
dalam hal yang lain. Padahal sebenarnya
tidak begitu. Rasa kecemasa, kegelisahan, rendah diri dan malu akhirnya membuat
mereka berbuat nekat yaitu bunuh diri.
Sebenarnya
jika kita berfikir positif tentang kegagalan yang terjadi kita tidak akan
mengalami akibat buruk yang separah itu. Kita sebagai manusia harus berfikir
bahwa kegagalan yang kita terima adalah suatu kunci kita untuk mendapatkan
keberhasilan. Setiap orang yang berhasil selalu menempuh kesulitan ataupun
kegagalan sebelum mencapai kesuksesan pada akhirnya
Sifat
optimis dan befikir positif akan menghindari diri kita akan kegelisahan dan
kecemasan yang terjadi pada kasus
diatas. Selain itu pentingnya pendidikan
agama yang harus ditanamkan sedini mungkin. Jika semua sikap sikap tersebut
sudah tertanamkan dalam diri kita. Hal yang buruk seperti siswa-siswa di Nepal
tersebut tidak akan terjadi.
Daftar pustaka :
elearning.gunadarma.ac.id/.../bab10-manusia_dan_kegelisahan.pdf
sindonews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar